Senin, 26 Mei 2008

BBM.........

Harga BBM sudah dinaikkan oleh Pemerintah, pro dan kontra akan terus berdatangan seiring dengan iklim kebebasan menyatakan pendapat yang memang telah dijamin oleh Undang-undang. Memang menyakitkan dan membuat lebih sulit hidup yang memang sudah sulit.

Berbeda dengan pendapat kebanyakan orang, aku lebih cenderung setuju dengan kenaikan harga BBM sekarang, apabila memang benar alasan yang digunakan...yaitu tidak ingin Indonesia memiliki hutang yang besar kepada negara-negara donor disebabkan untuk mensubsidi BBM. Memang tidak akan sehat negara kita selama BBM masih disubsidi, menurut aku, karena toh porsi terbanyak yang menggunakan BBM bersubsidi adalah orang-orang kaya yang notabene memiliki kendaraan (mobil) lebih dari 1; ayah, untuk ke kantor; ibu, untuk arisan, ke hypermarket, ke salon, sosialisasi; anak, untuk sekolah, kuliah, hang out; pembantu, nganter anak yang kecil ke sekolah, les, ke pasar tradisional cari makanan yang gak ada di hypermart; satu lagi sebagai ciri status. Blom lagi para spekulan yang menyelundupkan BBM bersubsidi ke luar negeri hanya untuk memenuhi isi kantong sendiri; karena di negara tetangga, BBM-nya kagak disubsidi, mengikuti fluktuasi harga minyak dunia; kita jangan bodoh dan dibodohi terus-terusan... daripada kayak gitu...mendingan juga uang yang untuk subsidi BBM dialihkan ke dunia pendidikan dan upaya penting pengentasan kemiskinan.

Bill Gates sama orang Intel itu aja prihatin dengan kondisi anak-anak negeri ini, kita kok malah maunya enak-enakan menikmati subsidi yang gak tepat sasaran.

Menurutku, sekali lagi menurutku, SBY adalah seorang pemberani, berani tidak populer dalam masa pemilihan pemimpin negara tahun depan; SBY adalah orang yang sangat memikirkan rakyatnya (dalam konteks jangka panjang); SBY adalah seorang visioner; dan orang-orang disekeliling SBY adalah para pelaku ekonomi, bukan cuma teori. Siapa gak kenal Yusuf Kalla?? Siapa gak kenal Aburizal Bakrie?? mereka adalah sebagian kecil dari tim SBY yang merupakan para pengusaha sukses, gak ada yang tidak mengakui naluri bisnis Yusuf Kalla dan Ical, diluar segala keterbatasan mereka as human being, mereka benar-benar menguasai bidangnya.

Jangan mau diadu domba, dijadikan kendaraan politik oleh "mungkin" kekuatan yang maha besar, yang tidak menginginkan independency Indonesia dalam bidang keuangan. ???????......

Perbedaan pendapat syah-syah saja dalam sebuah negara demokrasi, asal jangan dijadikan tunggangan dalam pertarungan politik yang mengetengahkan "demi kepentingan rakyat" padahal ada udang dibalik terigu...

Perlu dikaji dahulu persoalannya dengan sebaik-baiknya sebelum mengemukakan pendapat, apalagi di media televisi, karena apa yang dibicarakan dalam televisi oleh sementara orang langsung dianggap sebagai suatu kebenaran yang harus diikuti dan diamini. Hati-hati dengan kekuatan media dalam mempengaruhi orang, apalagi orang yang tidak bisa jujur terhadap hati nurani-nya. Hanya memilih dan memaksa membenarkan pendapatnya sendiri.

Beri kesempatan pada Pemerintah untuk membuktikan dan menyelesaikan program pengentasan kemiskinan dan penyaluran dana subsidi untuk rakyat miskin. Dan peran kita dalam program pemerintah tersebut adalah sebagai alat kontrol supaya Pemerintah menjalankan program yang telah dicanangkan dengan sebaik-baiknya.

Gunakan peran kita dengan benar, jangan hanya mengkritik tapi juga memberikan saran....dan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan saran kita tersebut agar dapat tercapai dengan sukses. Jangan hanya menyarankan solusi begini dan begitu tetapi tidak berupaya mewujudkan saran yang diajukan...jangan NATO (no action, talk only). Ini saat bagi kita untuk kembali berjuang, bukan dengan memanggul senjata tetapi berjuang untuk memperbaiki kualitas hidup rakyat Indonesia.

Dalam momen 100 tahun Kebangkitan Nasional, merupakan saat yang tepat bagi semua lapisan masyarakat Indonesia menggalang kebersamaan mengatasi krisis sekarang.




Tidak ada komentar: